Cerita “Cori Nariswari Mernissi”
Cori Nariswari Mernissi, si mungil yang pada Sabtu, 9 Juni, 2007 telah berusia 4 bulan. Sekarang sudah semakin lincah dan aktif. Ia telah pandai tengkurap dan menegakkan kepalanya saat masih 3,5 bulan.
Kebahagiaan mengukir kehidupan ayah ibunya, karena bayi mungil itu kini semakin besar dan cerdas.
Hari ini, usianya 4 bulan. Ia semakin mengerti dengan kasih sayang orang di sekitarnya. Cori selalu berupaya meminta perhatian. Ia tidak betah kalau hanya berada di tempat tidur.
Bangun tidur jam 04.30 WIB, Cori sudah mengajak ibunya bermain-main dan bercanda. Walau pun mulutnya hanya mengeluarkan suara tanpa kalimat-kalimat, tetapi ia berusaha mengungkapkan keinginan hati, bermain dan dipeluk dalam gendongan ibu.
Mata masih berat untuk membuka, tetapi demi Cori, ibu pun tidak bisa menuruti ego-nya. Cori akhirnya didekap dan dirangkul dibawa berjalan-jalan dalam kamar tidur.
Jika sudah lelah menggendong, pinggang ngilu, ibu hendak meletakkan Cori kembali ke tempat tidur. Waduuh.. inilah reaksinya, Cori ngambek, merengek minta gendong lagi dengan menunjukkan bibir yang hendak menangis keras.
Ibu menjadi tidak tega, lantas mengambil kembali Cori untuk didekap dalam pelukan. Dengan wajah riang gembira, Cori menyambut tangan ibunya dengan cara mendongakkan wajah dan kepala ke atas.
Lepas pagi, saat matahari hendak muncul dari peraduan, Cori tidak sabar untuk keluar dari kamar tidur. Ia ingin menyambut ciuman sayang dari nenek dan ayi yang baru selesai shalat subuh.
Kalau begini, ibu menjadi lega. Kewajiban menggendong Cori yang kini beratnya sudah 5,5 kg, beralih ke tangan nenek atau ayi.
Jika jam di dinding telah menunjukkan angka 07.00 WIB, Cori siap sedia dengan acara olahraga pagi bersama ayi. Walau hanya “berjalan” (dalam gendongan) sekitar 300 meter di komplek, ia kelihatan bahagia.
Hanya 15-20 menit, Cori mengantuk lagi… Ayi membawa pulang dan menyerahkan Cori ke tangan nenek atau ibunya. Cori kemudian ditidurkan sesaat dalam box bayi yang telah berusia 38 tahun… (bekas box tante Linda, Om Imam, ibunya, serta tante dan om anak ayi Fendi).
Tidurnya tidak lama, sekitar pukul 08.00 WIB, Cori telah bangun dan siap-siap mandi. Urusan mandi, menjadi tanggung jawab ayah dan ibunya. Cori mandi dalam baskom warna biru. Sabun dan shampoo bayi menjadi teman mandi, biar harum dan segar.
Memandikan Cori tidak lama, karena ayahnya sering kelelahan memegang badan Cori yang tambah berat. “Hukum pertama mandi, paling lama 15 menit,” kata ayah yang selalu mengulang ucapan itu, jika ibu asyik menggosok badan Cori sambil berbicara urusan kantor (ibu lupa sedang mandikan Cori).
Setelah mandi, minyak telon dan caladine cair digosokkan ke badan Cori. Hanya sedikit bedak bayi, pesan ayah, dalam bedak mengandung zat kimia yang bisa menimbulkan iritasi pada paru-paru.
Sejak umur dua bulan, Cori terbiasa menggunakan pampers. Ia yang sering ditinggal ayah ibu bekerja, mau tidak mau harus menggunakan pelindung pipis dan BAB itu agar tidak merepotkan nenek dan ayi yang setia menemani sepanjang siang.
Setelah bertambah cantik (memang Cori cantik, punya hidung mancung dan senyum manis). Ia mulai merengek minta susu. Kalau belum disiapkan, rengekannya tambah keras. Ibu menjadi agak panik melihat reaksi Cori yang kehausan.
Porsi susu botol, 3 sendok susu ditambah air 90 ml. Dalam waktu 15 menit, susu dalam botol habis dihisap Cori. Setelah menyusu, mata Cori menjadi “stun” alias mengantuk kembali. Ia akan tertidur pulas dalam gendongan, sebelum dipindah ke box bayi atau tempat tidur.
Saat Cori bobok, kebiasaan ayah ibunya, bersiap pergi ke kantor. Sejak pukul 09.30 WIB – 19.00 WIB, biasanya Cori hanya ditemani nenek dan ayi. Selama waktu itu, banyak kemajuan dari perkembangan Cori. Selama waktu itu pula, banyak yang tidak bisa disaksikan langsung oleh ayah ibunya.
Tanpa terasa, Cori semakin besar, semakin lincah dan aktif, semakin nakal, dan tentu saja cerdas. Selamat Ulang Bulan Sayangku…***
Cori Nariswari Mernissi, si mungil yang pada Sabtu, 9 Juni, 2007 telah berusia 4 bulan. Sekarang sudah semakin lincah dan aktif. Ia telah pandai tengkurap dan menegakkan kepalanya saat masih 3,5 bulan.
Kebahagiaan mengukir kehidupan ayah ibunya, karena bayi mungil itu kini semakin besar dan cerdas.
Hari ini, usianya 4 bulan. Ia semakin mengerti dengan kasih sayang orang di sekitarnya. Cori selalu berupaya meminta perhatian. Ia tidak betah kalau hanya berada di tempat tidur.
Bangun tidur jam 04.30 WIB, Cori sudah mengajak ibunya bermain-main dan bercanda. Walau pun mulutnya hanya mengeluarkan suara tanpa kalimat-kalimat, tetapi ia berusaha mengungkapkan keinginan hati, bermain dan dipeluk dalam gendongan ibu.
Mata masih berat untuk membuka, tetapi demi Cori, ibu pun tidak bisa menuruti ego-nya. Cori akhirnya didekap dan dirangkul dibawa berjalan-jalan dalam kamar tidur.
Jika sudah lelah menggendong, pinggang ngilu, ibu hendak meletakkan Cori kembali ke tempat tidur. Waduuh.. inilah reaksinya, Cori ngambek, merengek minta gendong lagi dengan menunjukkan bibir yang hendak menangis keras.
Ibu menjadi tidak tega, lantas mengambil kembali Cori untuk didekap dalam pelukan. Dengan wajah riang gembira, Cori menyambut tangan ibunya dengan cara mendongakkan wajah dan kepala ke atas.
Lepas pagi, saat matahari hendak muncul dari peraduan, Cori tidak sabar untuk keluar dari kamar tidur. Ia ingin menyambut ciuman sayang dari nenek dan ayi yang baru selesai shalat subuh.
Kalau begini, ibu menjadi lega. Kewajiban menggendong Cori yang kini beratnya sudah 5,5 kg, beralih ke tangan nenek atau ayi.
Jika jam di dinding telah menunjukkan angka 07.00 WIB, Cori siap sedia dengan acara olahraga pagi bersama ayi. Walau hanya “berjalan” (dalam gendongan) sekitar 300 meter di komplek, ia kelihatan bahagia.
Hanya 15-20 menit, Cori mengantuk lagi… Ayi membawa pulang dan menyerahkan Cori ke tangan nenek atau ibunya. Cori kemudian ditidurkan sesaat dalam box bayi yang telah berusia 38 tahun… (bekas box tante Linda, Om Imam, ibunya, serta tante dan om anak ayi Fendi).
Tidurnya tidak lama, sekitar pukul 08.00 WIB, Cori telah bangun dan siap-siap mandi. Urusan mandi, menjadi tanggung jawab ayah dan ibunya. Cori mandi dalam baskom warna biru. Sabun dan shampoo bayi menjadi teman mandi, biar harum dan segar.
Memandikan Cori tidak lama, karena ayahnya sering kelelahan memegang badan Cori yang tambah berat. “Hukum pertama mandi, paling lama 15 menit,” kata ayah yang selalu mengulang ucapan itu, jika ibu asyik menggosok badan Cori sambil berbicara urusan kantor (ibu lupa sedang mandikan Cori).
Setelah mandi, minyak telon dan caladine cair digosokkan ke badan Cori. Hanya sedikit bedak bayi, pesan ayah, dalam bedak mengandung zat kimia yang bisa menimbulkan iritasi pada paru-paru.
Sejak umur dua bulan, Cori terbiasa menggunakan pampers. Ia yang sering ditinggal ayah ibu bekerja, mau tidak mau harus menggunakan pelindung pipis dan BAB itu agar tidak merepotkan nenek dan ayi yang setia menemani sepanjang siang.
Setelah bertambah cantik (memang Cori cantik, punya hidung mancung dan senyum manis). Ia mulai merengek minta susu. Kalau belum disiapkan, rengekannya tambah keras. Ibu menjadi agak panik melihat reaksi Cori yang kehausan.
Porsi susu botol, 3 sendok susu ditambah air 90 ml. Dalam waktu 15 menit, susu dalam botol habis dihisap Cori. Setelah menyusu, mata Cori menjadi “stun” alias mengantuk kembali. Ia akan tertidur pulas dalam gendongan, sebelum dipindah ke box bayi atau tempat tidur.
Saat Cori bobok, kebiasaan ayah ibunya, bersiap pergi ke kantor. Sejak pukul 09.30 WIB – 19.00 WIB, biasanya Cori hanya ditemani nenek dan ayi. Selama waktu itu, banyak kemajuan dari perkembangan Cori. Selama waktu itu pula, banyak yang tidak bisa disaksikan langsung oleh ayah ibunya.
Tanpa terasa, Cori semakin besar, semakin lincah dan aktif, semakin nakal, dan tentu saja cerdas. Selamat Ulang Bulan Sayangku…***
No comments:
Post a Comment